Tuesday, December 29, 2009


I Love You Forever And Ever

Maaf ku telah menyakitimu
Bukan ku sengaja lakukan semua itu
Akupun tak mampu khianati hatiku
Aku yang tak mampu membendung rasa ini,
Rasa yang takkan pernah ku buang dari hatiku
Karna sampai saat ini pun aku masih sayang kamu

Aku tak tahu apa ku bisa menahan semua ini
Aku hanya ingin kamu percaya padaku
Itu sudah cukup untukku
Sungguh begitu besar rasa sayangku padamu
Namun ku tak mampu menolak takdir itu

Andai kau tahu
Disini aku pun menangis pilu
Tak mampu menahan begitu sakitnya hatiku
Sungguh ku tulus mencintai dan menyayangimu
Sampai kapanpun, sampai kapanpun dan sampai kapanpun

Kini ku telah berada di antara jurang
Aku pun tak mampu lagi bertahan
Hingga ku harus pergi jauh dari hidupmu selamanya
Terkadang kita harus merelakan kebahagiaan kita
Demi kebahagiaan orang lain

Ku ‘kan tetap slalu cinta dan sayang ke kamu
Walau seandainya aku tak bisa bersatu denganmu
Jaga diri kamu baik-baik
I LOVE YOU FOREVER & EVER

Sarah

Hey,
SARAH,
setengah jam lalu Kau ku kenal,
Halus sentuhanmu, nan Lembut menyapa,
buatku tak beranjak melirik gaya gerikmu

SARAH,
Kau sebut Namamu,
terus terngiang di semua inderaku,
baru saat ini Hidupku serasa terisi
Mataku selalu ada Pelangi,
Jariku selalu menggenggam Harapan,
Hanya mencium wangi bunga Mawar,
Selalu terucap kata indah dari Bibir ini,
Jantungku tak berhenti berdetak ikuti setiap Senyumnya,
Jejak ini selalu meninggalkan Kenangan bersamanya

SARAH,
Aku sangat mengagumimu,
Kau segalanya bagiku

Hey,
SARAH…..

Love

aku mungkin bukan wanita terbaikmu

atau mungkin bukan kekasih impianmu

tetapi aku memujamu seolah kau diatas langit

tak dapat kuraih

namun membuatku ingin selalu memelukmu


aku mungkin bukan perempuan cintamu

atau pendamping hidupmu

tetapi bagiku kaulah raja

yang selalu menguatkan hidupku


Tak mungkinkah aku memilikimU?

Sejak berpisah

Sejak berpisah, rindunya.. kangennya..
Betapa menyedihkan, sulit untuk tegar
Malam ini minum arak bersamamu
Untuk hilangkan gundah

Sejak berpisah, ingin rasanya terus bermimpi
Air mata terus menetes
Angin dan badai putihkan seluruh rambutku
Malam ini minum arak bersamamu
Bertutur tentang ribuan kata

Mengapa pertemuan tak bisa berjalan langgeng?
Mengapa persatuan sulit untuk dipertahankan?
Mengapa perpisahan begitu getir?
Mengapa manusia lebih kurus dari bunga krisan?

Sejak berpisah..
Entah sudah berapa kali tertipu oleh mimpi
Bila bertemu lagi, hanya ingin tanyakan satu hal
Apakah perasaanmu padaku.. masih tetap sama?

Sejak berpisah..
Ingin rasanya bermimpi
Air mata terus menetes
Angin dan badai putihkan rambutku
Apakah cintamu padaku telah berubah?
Apakah telah berubah?

Senandung rindu

kukibaskan hujan malam ini.

kemudian sekelebat sunyi menggangguku.

aku diam.

tak bergerak.

menunggu angin antarkan kau pulang.

sejurus mata memandang sayu.

setengah kantuk kuhitung rindu.

kulihat bintang yang selalu satu.

mana dirimu?

kurebahkan diri pada kursi kayu itu.

yang selalu tersenyum melihat kau datang.

namun kini ia terbujur beku dingin dan kaku.

kembali padaku laksamana,

kita kembalikan derai canda yang tersapu badai.

kita naikan gemuruh cinta yang terhempas buih.

kita pancangkan janji.

kita sudahi penantian ini.

_________________________________

namun hanya denting malam yang menjawab isakku.

dan sepucuk surat,

serta karangan bunga dari pusaramu, laksamanaku.

Rindu

aku mrindukanmu

ketika aku tahu kau tlah jauh berlalu

aku mencari bayanganmu

ketika malam tak lagi menampakkan wajahmu

aku memanggil namamu

diantara gelapnya hutan tak berlampu

kais,

dimanakah dirimu?

dimana kau sembunyikan wajahmu?

aku rindu…

TENTANG DIA, YANG BERJARAK DENGAN RINDU PADAMU

Barangkali, kepanikan yang melanda dirimu
hanyalah serupa gerhana
yang melintas sekilas
lalu pergi meninggalkan sebaris jelaga di hatimu
bersama tangis getir disepanjang jejaknya

Sementara dia, yang berjarak dengan rindu padamu
tersenyum sembari membawa cahaya musim semi
meninggalkan sisa luka di tepian batinmu
dan airmata yang mengalir di sepanjang sungai kenangan
serta rasa sesal pada harapan dan cinta
yang telah kau semai diam-diam di ladang impian

“Barangkali”,katanya lirih,”tempatku pulang,
ada disana dan bukan disini”

Dan rona merah jambu diwajahmu sontak berubah
jadi selaksa awan kelam
yang luruh satu-satu menjelma benang-benang hujan
menggenangi palung jiwamu yang mendadak rapuh
dan lunglai tanpa daya

“Tempatnya berlabuh seharusnya pada dermaga ini,” tuturmu sedih
bersama embun yang meruap perlahan
dan impian lumat dalam gigil menggetarkan
yang membingkai selasar hatimu

Saat indah mengenangmu

Kenangan itu selalu berjalan tertatih dalam benak

meniti sebuah perjalanan panjang tentang sebuah rasa yang tertinggal

pada relung hati dimana sunyi bersemayam bersama rindu

“Kadangkala,” katamu,”pada lirih sajak yang kuterbangkan bersama angin

senantiasa ada harap disana untuk menghampirimu di suatu ketika

sembari bercerita tentang janji, obsesi memiliki juga cinta”


Ah, belahan jiwaku,

Pesonamu selalu memercik pada riuh rendah pundak Malioboro,

denting syahdu gamelan, warna coklat tua gudeg yang nikmat,

gemulai penari keraton, pepohonan rindang di Bulaksumur dan

keramaian pasar Beringharjo.

Kamu ada, bersama segala keindahan yang menyertai

gigil kangen saat angin lembut yang membawa sajakmu

menerpa kalbu, perlahan, saat mengenangmu, saat mengingatmu

Sang Kekasih Telah Pergi

Ketika kau pergi
meninggalkanku dalam sepi
ku termenung seorang diri



Sakit, perih, pilu di hati
entah mengapa kusadari
ku teringat semua kenangan manis



Ketika kita berdua
ketika kupegang tanganmu erat
ketika kita masih bersama...



Sekarang, kau sudah lama pergi
kadang ku teringat dirimu
tapi aku tidak sedih lagi



Karena aku tahu
cinta sejati tidak harus memiliki



Farewell, my friend, my love
I wish you love, and happiness...
Forever.
Cintaku denganmu memang tak akan berakhir bahagia, karena yang kutawarkan untukmu adalah cinta yang tak punya akhir.
Andai janji tak pernah dusta tak kan ada yang kecewa. andai cinta tak mendua tak kan ada air mata. cinta tak butuh janji, tapi bukti yang pasti. Hanya cinta sejati yang akan abadi sampai akhir nanti.
Ketika aku mencintaimu, aku mendapat kekuatan. mendapat cintamu, aku peroleh keberanian. kamu wonderwoman, yang membuat ku merasa jadi superman.
Aku pernah jatuhkan setetes air mata di selat sunda. di suatu hari aku bisa menemukannya lagi, itulah waktunya aku berhenti mencintaimu.

Sunday, December 27, 2009

Separuh jiwaku pergi (ANANG)


Intro : D A/C# Bm A G D/F# Em A

D A/C# Bm A
Separuh Jiwaku Pergi
Em
Memang indah semua
A
Tapi berakhir luka

F#m Bm Em
bermain hati dengan sadarmu
A
kau tinggal aku


Chorus :
G A
Benar ku mencintaimu
D
Tapi tak begini
Em A
Kau khianati hati ini
D
Kau curangi aku
G A
Benar ku mencintaimu
D
Tapi tak begini
Em A
Kau khianati hati ini
D
Kau curangi aku


Intro : Bm A

D A/C# Bm A
Kau bilang tak pernah bahagia
Em
Selama dengan aku
A
Itu ucap bibirmu

F#m Bm
Kau dustakan semua
Em
Yang kita bina
A
Kau hancurkan semua


Chorus :
G A
Benar ku mencintaimu
D
Tapi tak begini
Em A
Kau khianati hati ini
D
Kau curangi aku
G A
Benar ku mencintaimu
D
Tapi tak begini
Em A
Kau khianati hati ini
D
Kau curangi aku

Interlude : C#m B A G#m F#m E F#m D G#
C#m B A G#m F#m B

Chorus :
A B
Benar ku mencintaimu
E
Tapi tak begini
A B
Kau khianati hati ini
E
Kau curangi aku
A B
Benar ku mencintaimu
E
Tapi tak begini
F#m
Kau khianati
B
Kau curangi aku
F#m B
Kau dustai hati
E
benar kumencintaimu

Outro : E B C#m B A

Buka hatimu (ARMADA)

Intro : Am Dm G C E

Am Em
aku tlah lelah mengikuti semua langkah kakimu
Dm Fm G
dan berharap bisa memilikimu
Am Em
berbagai cara telah aku lakukan untuk hidupmu
Dm Fm G
hingga aku mengorbankan hidupku


Chorus :
C G
Buka hatimu ...
Am G
Bukalah sedikit untukku
F Am G
Sehingga diriku bisa memilikimu

Am Em
berbagai cara telah aku lakukan untuk hidupmu
Dm Fm G
hingga aku mengorbankan hidupku

C G
Betapa sakitnya
Am G
Betapa perihnya hatiku
F Am G
Selalu dirimu, Tak menganggapku ada
C G
Betapa sakitnya
Am G
Betapa perihnya hatiku
F Am G
Selalu dirimu, Tak menganggapku ada

Interlude : Am G F E 2x A

Chorus :
D A
Buka hatimu ...
Bm A
Bukalah sedikit untukku
G Bm A
Sehingga diriku bisa memilikimu
D A
Betapa sakitnya
Bm A
Betapa perihnya hatiku
G Bm A
Selalu dirimu, Tak menganggapku ada

Intro : D A Bm A G Bm A

Karena kucinta kau (BCL)

Intro : G Em C G 2x

G Em
Jika ada yang bilang ku lupa kau
C G
Jangan kau dengar
G Em
Jika ada yang bilang ku tak setia
C G
Jangan kau dengar

D Em
Banyak cinta yang datang mendekat
C G
Ku menolak
D Em C
Semua itu karena ku cinta kau


G Em
Jika ada yang bilang ku tak baik
C G
Jangan kau dengar
G Em
Jika ada yang bilang ku berubah
C G
Jangan kau dengar

D Em
Banyak cinta yang datang mendekat
C G
Ku menolak
D Em C D
Semua itu karena ku cinta kau.. Kau

Chorus :
G Am
Saat kau ingat aku ku ingat kau
D G
Saat kau rindu aku juga rasa
G Am
Ku tahu kau slalu ingin denganku
D Bm C D Em
Ku lakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan
Am D C
Tuhan yang tahu ku cinta kau

G Em
Jika kau tak percaya pada ku
C G
Sakitnya aku
G Em
Jika kau lebih dengar mereka
C G
Sedih hatiku
D Em
Banyak cinta yang datang mendekat
C G
Ku menolak
D Em C D
Semua itu karena ku cinta kau.. Kau


Chorus :
G Am
Saat kau ingat aku ku ingat kau
D G
Saat kau rindu aku juga rasa
G Am
Ku tahu kau slalu ingin denganku
D Bm C D Em
Ku lakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan
Am D
Tuhan yang tahu ku cinta kau

Interlude : G Em C G 3x G Em C


Chorus :
G Am
Saat kau ingat aku ku ingat kau
D G
Saat kau rindu aku juga rasa
G Am
Ku tahu kau slalu ingin denganku
D G
kau tau ku juga ingin denganmu
Em Am
Ku tahu kau slalu ingin denganku
D Bm C D Em
Ku lakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan
Am D C D G
Tuhan yang tahu ku cinta kau

Dilema cinta (UNGU)

Intro : Em A Em A

Em A
Seberapa salahkah diriku
D B
Hingga kau sakiti aku begitu menusukku
G
Inikah caramu membalas
A
Aku yang selalu ada saat kau terluka

Em A
Seberapa hinanya diriku
D B
Hingga kau ludahi semua yang ku beri untukmu
G
Tak ada satu pun perasaan
A D A
yang mampu membuatku begitu terluka

D F#m Bm
Namun ku terlanjur mencintai dirimu
G A
Terlambat bagiku pergi darimu
D F#m Bm
Bagiku terlalu indah perasaan itu
G A
Tak mudah untukku menjauh darimu


Em A
Telah ku coba segala cara
D
‘Tuk bahagiakan kamu
B
Merebut hatimu
G A
Namun tak semudah yang ku bayangkan
D A
Bila kau tak inginkan ku ’tuk di sisimu

F#m Bm
Tak pernah kurasakan sebelumnya
F#m Bm
Menginginkan dirinya hingga ku tak kuasa
Em A
Meyakini hatiku bahwa ku mampu berlalu

D F#m Bm
Namun ku terlanjur mencintai dirimu
G A
Terlambat bagiku pergi darimu
D F#m Bm
Bagiku terlalu indah perasaan itu
G A
Tak mudah untukku menjauh darimu

Jantung hati (LYLA)

Intro : C Em Am F

C Em
Tak mudah tuk akui
F C
bahwa engkau begitu berarti
C Em
Tak juga ku pungkiri
F C
ternyata kau lah yang slalu di hati


Am G F C-Em
Kurasa ku sampai di ujung jalanku
Am G F
Tempat ku berhenti dan bernyanyi


Reff :
C
Jantung hatiku kuletakkan
Em
di jantung hatimu
Am
Kurekatkan erat di nadimu
G F
Mengalir di darahmu

C
Dan terbelenggu
Em
takkan pernah lekang oleh waktu
Am
Semakin melekat di pelukmu
G F
Hingga akhir aku


Interlude : C Em Am G F 2x F


Outro : C Em Am G F

baik-baik sayang (WALI)

Intro : C#m G#m A E A E B

E G#m C#m G#m
Aku tak ingin kau menangis bersedih
A E B
Sudahi air mata darimu
E G#m C#m G#m
Yang aku ingin arti hadir diriku
A E B
kan menghapus dukamu sayang

A B E C#m
Karena bagiku kau kehormatanku
F#m B
Dengarkan dengakan aku

Chorus :
C#m G#m A E
Hanya satu pintaku untukmu dan hidupmu
A E F#m B
Baik baik sayang ada aku untukmu
C#m G#m A E
Hanya satu pintaku di siang dan malammu
A E F#m B
Baik baik sayang karna aku untukmu


E G#m C#m G#m
Semua keinginan akan aku lakukan
A E B
Sekuat semampuku sayang

A B E C#m
Karena bagiku kau kehormatanku
F#m B
Dengarkan dengakan aku

Chorus :
C#m G#m A E
Hanya satu pintaku untukmu dan hidupmu
A E F#m B
Baik baik sayang ada aku untukmu
C#m G#m A E
Hanya satu pintaku di siang dan malammu
A E F#m B
Baik baik sayang karna aku untukmu

Interlude : C#m A B E
C#m A B

Chorus :
C#m G#m A E
Hanya satu pintaku untukmu dan hidupmu
A E F#m B
Baik baik sayang ada aku untukmu
C#m G#m A E
Hanya satu pintaku di siang dan malammu
A E F#m B
Baik baik sayang karna aku untukmu

Outro : E

takkan pernah ada (GEISHA)

Intro : Em D

D A/C#
Dia memang hanya dia
Bm
Ku slalu memikirkannya
Bm
Tak pernah ada habisnya

D A/C#
Benar dia benar hanya dia
Bm
Ku slalu menginginkannya
Bm
Belaian dari tangannya

G
Mungkin hanya dia
D/F#
Harta yang paling terindah
Em
Di perjalanan hidupku
Em
Sejak derap denyut nadiku

G
Mungkin hanya dia
D/F#
Indahnya sangat berbeda
Em A
Ku haus merindukannya

Reff :
D A/C#
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Bm A
Kaulah yang terakhir dalam hidupku
G D/F#
Tak ada yang lain hanya kamu
Em
Tak pernah ada takkan pernah ada


D A/C#
Benar dia benar hanya dia
Bm
Ku slalu menginginkannya
Bm
Belaian dari tangannya

G
Mungkin hanya dia
D/F#
indahnya sangat berbeda
Em
Ku haus merindukannya


Interlude : G A D A/C# B
G A

Reff :
D A/C#
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Bm A
Kaulah yang terakhir dalam hidupku
G D/F#
Tak ada yang lain hanya kamu
Em
Tak pernah ada takkan pernah ada

D A/C#
Ku ingin kau selalu di fikiranku
Bm A
Kau yang selalu larut dalam darahku
G D/F#
Tak ada yang lain Hanya kamu
Em
Tak pernah ada takkan pernah ada

Coda : G A D A/C# B
G A D
Kami bukanlah pria pria kesepian, akan tetapi hanyalah orang yang belum menemukan jawaban. Dari segala tanya tentang pilihan cinta dan kasih sayang.
Mampukah diriku meraihmu,mendekatkan tubuh dan hati. Menghapus kesepian dengan harapan, memeluk erat jiwa dengan hati.
Mungkinkan kau sadari, sesungguhnya hati ini telah kau miliki. Akankah mungkin semua terjadi, kau datang dan menerima cintaku ini.
Maafkanlah segala keterbatasanku, yang membuatku tak pernah bisa sempurna dalam tingkah laku.Membuatku selalu berbuat salah dan angkuh hati saat bersamamu.Kuharap engkau dapat memanfaatkanku.

Saturday, December 26, 2009

ketika hidup memberiku seratus alasan untuk menangis, kau datang membawa seribu alasan untuk tersenyum.
tak perlu dirimu kucumbui, dengan berjuta kata janji. andaikan engkau mengerti, mencintai dengan setelus hati. pastilah kau kan datang menemani, menambatkan cinta didalam diri ini.



wawancara cara nembak cewek

suatu hari gue ngewawancarain temen gue, namanya toni.

gue : eh ton, udah berapa lama pacaran ama cewe loe??
toni : kita berdua udah pacaran 2bulan, emank kenapah??
gue : gak kenapa2, dulu loe waktu nembak cewe loe tuh kaya gimana, ceritain dikit
donk..
toni : iya dah, jadi tuh waktu dulu gue sempet pdkt dulu sama dia sekitar 1 minggu,
pas udah lumayan deket, kita ber2 udah mulai suka2 gitu. yaudah gue udah gak
sabar pengen jadian sama dia, gue ajak dia ke taman tuh, di situ gue tembak
dia..
gue : oowwhh.., trus lu cara tembak dia nya gimana??
toni : kan waktu itu gue lagi duduk sama dia ber2an, ngobrol2 gitu. pas di tengah
obrolan,w bilang sama dia gini: "loe mau gak, di hidup loe, loe ngerasa
bahagia selamanya?". jawab nya: "iya mau, caranya gimana?" gue jawab lagi:
"coba deh buka hati loe untuk gue, gue bakalan bahagiain loe selamanya
asalkan hati gue di simpan di hati loe". jawabnya: "maksudnya?"
gue jawab: "iya, loe mau gak jadi cewe gue??" jawabnya: "serius?, gak
bercanda kan??". gue jawab lagi: "iya serius, gue bakalan bawa loe ke surga
cinta kalo mau jadi pacar gue" jawabnya: "haha, bisa aja loe. gimana yahh.."
tiba2 dia langsung cium pipi gue aja, kan gue kaget, trus dia bilang iya,
gue diterima jadi pacarnya. di situ gue seneng banget van.
gue : owhh.. haha... hebat hebat, dapet trik dari mana loe tuh ton??
toni : kan gue blajar sama loe van waktu itu, masa lupa..
gue : sama gue?? gue lupa dah kpan blangin sama loe nya. hehe..
toni : payah loe ah, dah, gue mau ketemu cewe gue dulu ya..
gue : yaudah iya iya, thanks ya tonn..

jadi intinya wawancara di atas, cara nembak cewe thu ggak terlalu sulit. yg pasti loe harus pedekate dulu. trus loe tentuin waktu yang pas buat tembak dia, dan loe harus siapin kata2 yang romantis buat nembaknya..

Wednesday, December 23, 2009

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana



Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.

Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”

Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.

Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.

Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.

Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.

Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.

Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.

”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.

”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.

Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.

Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.

Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.

”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.

Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.

Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.

Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.

”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.

Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?

Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?

Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.

Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.

Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.

Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Lewat kata yang tak sempat disampaikan

Awan kepada air yang menjadikannya tiada

Aku ingin mencintaimu dengan sederhan

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *




gila, nih orang gendut bgt, tapi ada yg mau nikah ma dia loh..

Tips kado buat cewe


mau kasih kado buat cewe loe ya??

gue punya beberapa tips nih buat loe:

*biasanya tuh cewe suka sama yang namanya kata "lucu", "romantis", y pkoknya yang cewe bgd lah gitu..

1.Boneka.
banyak sekali cewe yang suka dengan bneka, karna boneka bisa di sebut ngegemesin,lucu bagi wanita.tapi itu tergantung cewe loe, suka sama boneka yang seperti apa.(kalo cewe gue mah sih boneka garfield,,. hehe..)

2.Bunga.
di kalangan cewe bunga itu adalah suatu hal yang sangat romantis, jadi berikan lah cewe loe bunga pada saat ultahnya. (jangan binga yg dari plastik lohh...)

3.coklat.
coklat juga bisa di bilang romantis,sebagai pelengkap kado ultah cewe loe..

*barang yang dia suka apa??
sebelum loe pengen kasih pacar loe kado, loe tanyakan dia dulu, barang yang dia suka apaan. kalo cewe gue kan bando sama sepatu.. hehe..

gue saranin loe bali kado nya diam2, jangan sampe cewe lo tau, dan bli kado nya lebih dari 1. pasti cewe loe seneng banget.

good luck yaa... :)

Tips pacaran jarak jauh

1.Komunikasi
Zaman sekarang semuanya sudah serba mudah. banyak sekali alat komunikasi buat loe dan kekasih loe untuk contact2an, jadi sering sering lah loe terus contact kekasih loe, jangan sampe kakasih loe marah karna kesibukan loe yang berada jauh dengannya.

2.Buat kejutan
untuk yang berhubungan jarak jauh, loe bisa kejutin kekasih loe dengan banyak cara. misalnya dengan mengirimkan bunga,foto,barang yang dia sukai,atau kalo ad waktu loe bisa langsung menemui dia dengan surprise

3.Tetapkan peraturan
tetapkan peraturan loe dan pacar loe untuk menjalin hubungan jarak jauh agar tidak terjadi kesalah pahaman.sehari telponan berapa kali, ketemuan ada waktunya,kapan waktu smsan,dl..

4.Antisipasi segala kemungkinan
maksudnya anda harus ada persiapan jika ada kejadian yang tak di inginkan,contohnya ketika pngen ketemuan, pacar lo ada keperluan penting misalnya kantor/sekolah.

5.Percaya dan Sabar
Ketika sudah berkomitmen untuk hubungan jarak jauh, loe harus berusaha untuk sabar dan percaya pada pacar loe.contoh, jika disana pacar lor ingin pergi ke acara atau mengambil suatu keputusan loe harus percaya 100% sama pacar loe, dan misalkan loe sedang bertengkar dengan pacar loe, cobalah sabar untuk sepenuh hati.

6.Timbang baik dan buruknya
Coba pertimbangkan positif dan negatif hubungan yang tengah dijalani. Apakah loe dan pasangan bahagia? Apakah loe lebih sering bertengkar daripada bermesraan? Apakah hubungan berubah menjadi buruk setelah pacar loe pindah ke kota lain? Dan berbagai hal lainnya. pertimbangkanlah pikiran loe tersebut, dan ambilah jalan yang terbaik.


7.Prediksi masa depan
Hubungan yang punya tujuan, pasti bikin anda dan pasangan lebih semangat menjalaninya. Jika memang sudah saatnya tak ada salahnya menguatkan komitmen. Setidaknya jangan menghindar jika membicarakan hal tersebut. Suatu hubungan terutama jarak jauh perlu ‘iming-iming’ yang membuat anda dan pasangan tetap kuat. Setidaknya ada sesuatu yang diharapkan dan dituju

cerita 1000 burung kertas

This one for you .....

Sewaktu Boy dan Girl baru pacaran,
Boy melipat 1000 burung kertas buat Girl,
menggantungkannya di dalam kamar Girl.
Boy mengatakan 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan
hatinya.
Waktu itu...
Girl dan Boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka
berdua...
Tetapi pada suatu saat, Girl mulai menjauhi Boy.
Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis...
ke Paris...Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali2 itu...
Sewaktu Girl mau memutuskan Boy, Girl bilang sama Boy,
kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa.
Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya.
Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik.
Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan
bagaimana kehidupan kita setelah menikah...!!
Setelah Girl pergi ke Perancis,
Boy bekerja keras...
baca selengkapnya >>
dia pernah menjual koran...
menjadi karyawan sementara...
bisnis kecil...
setiap pekerjaan kerjakan dengan sangat baik dan tekun.
Sudah lewat beberapa tahun...
Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya,
akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan.
Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl,
dia masih tidak dapat melupakannya.

Pada suatu hari... waktu hujan,
Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan di
depan.
Dia mengenali mereka, mereka adalah orang-tua Girl....
Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil
pribadi,
tetapi juga mempunyai villa dan perusahaan sendiri,
ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi,
dia sekarang adalah seorang Boss.
Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang
orang-tua
tersebut.
Hujan terus turun tanpa henti, biarpun kedua orang-tua itu memakai
payung,
tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.
Sewaktu mereka sampai tempat tujuan,
Boy tercegang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat
pemakaman.
Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis
terhadapnya.
Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas yang
dibuatkan
Boy.
Dalam hujan, burung2 kertas itu terlihat begitu hidup,
Orang-tua Girl memberitahu Boy,
Girl tidak pergi ke Paris,
Girl terserang kanker,
Girl pergi ke surga.
Girl ingin Boy menjadi orang,
mempunyai keluarga yang harmonis,
maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu.
Girl bilang dia sangat mengerti Boy,
dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil.
Girl mengatakan...
kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya
dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi.
Boy langsung berlutut,
berlutut di depan makam Girl,
menangis dengan begitu sedihnya.
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,
membasahi sekujur tubuh Boy.
Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos,
Mengingat semua itu,
hatinya mulai meneteskan darah...
Sewaktu orang-tua itu keluar dari pemakaman,
mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka.
Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.

"Hatiku tidak pernah menyesal,
semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,
1000 ketulusan hatiku,
beterbangan di dalam angin
menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit...
melewati sungai perak,
apakah aku bisa bertemu denganmu?
Tidak takut berapapun jauhnya,
hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.

Masa lalu seperti asap...
hilang dan tak kan kembali.
menambah kerinduan di hatiku...
Bagaimanapun dicari,
jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.."

Cinta????


menurut gue si cinta itu :
-orang yang kita sayang
-pengorbanan terhadap seseorang yang kita sayang
-kehidupan yang damai
-setengah hidup dari kehidupan kita sendiri
-kasih sayang terhadap semua orang (terutama pacar, hehe..)

ya yang jelas cinta itu bisa kepada semua orang di sekitar kita, entah itu keluarga,teman,pacar,guru, dll...
dan cinta itu penting dalam kehidupan kita, karana hidup kita terasa indah karna cinta. tanpa cinta hidup kita terasa hampa.

Pliss donk ahh!!!



“Assalamu’alaikum, Ukhti!” suara melengking itu spontan membuatku mendongak. Tommy terlihat sumringah saat melihatku.

“Apa kabar nih? Lama nggak ketemu. Jadi kangen!”

Mulutku tercekat. Hari gini dia bilang kangen sama aku? Ugh. Rasanya aku ingin tenggelam ditelan bumi. Masalahnya saat itu aku tidak sendirian. Aku sedang bersama adik mentoringku. Masalahnya lagi, baru lima menit yang lalu aku mengisi mentoring tentang manajemen hati dan sikap. Nah, kalau sekarang aku disapa Tommy seperti itu kan jadi rumit. Bisa-bisa dikira aku punya skandal dengan ikhwan yang satu ini.

“Iya, liburan kemana aja, Ukh? Cerita-cerita dong!” Tommy masih nyerocos tanpa merasa bersalah sama sekali. Sementara itu aku senin-kamis menahan malu sambil menghindari tatapan adik-adik mentorku yang sesekali tersenyum nakal dan berdehem-dehem. Mungkin saat itu mukaku sudah berubah menjadi traffic light, merah kuning hijau. Tapi dia tetap saja cuek dan pasang innocent face.

Tommy adalah teman sekelas SD-ku. Enam tahun sekelas dengan nomor absen berurutan membuat kami lumayan akrab. Sering ngobrol, sering kerja kelompok, sering merancang ide-ide konyol, tapi sering bertengkar juga. Pokoknya dulu bisa dikatakan kami berteman baik deh. Waktu lulus SD, dia pindah ke luar kota. Tidak pernah ada kabar sampai tiba-tiba dia sudah satu jurusan, bahkan sekelas denganku di universitas. Tapi tentu saja semua sudah berubah. Paling tidak sekarang aku sedikit-sedikit juga tahu adab bergaul dengan lawan jenis.

Tapi, entahlah bagaimana dengan Tommy. Dia memang terbuka, suka bergaul, bercanda, dan ngobrol dengan siapa saja. Sepertinya sekarang dia juga sudah cukup paham. Sekarang kami sama-sama bergabung di rohis fakultas. Tommy sering juga ikut kajian umum di fakultas, sering terlihat kumpul bareng ikhwan-ikhwan mushala, sering ikut dalam kepanitiaan SKI, dan juga cukup sering menyebutkan dalil-dalil yang menunjukkan pengetahuan Islamnya cukup terakreditasi. Tapi untuk masalah ’centilnya’ ini, ah entahlah… .

”Kok diem terus sih, Van! Ngomong dong! Ngomong…!” Disuruh ngomong aku malah semakin kikuk. Apa lagi kalau mengingat nada suaranya yang mirip-mirip iklan operator telepon selular yang beberapa waktu lalu sempat populer, ”Ngomong dong, sayang..!” Weeit…!

”Iya, ya, liburanku biasa-biasa aja kok. Pulang cuma seminggu, belum hilang kangennya sama orang rumah. Kemari… nggak jadi deh!” aku nyaris saja keterusan bicara. Tadinya aku mau cerita kalau kemarin aku ketemu sama Dela, teman kami dalam hal gila-gilaan waktu di SD dulu. Wah, kalau tadi aku cerita, pasti obrolan nostalgia SD akan jadi panjang.

”Kemarin kenapa? Cerita dong… aku jadi penasaran nih.”

”Nggak usah, nggak penting kok! Anggap aja tadi aku nggak ngomong apa-apa”

”Uh… dari dulu kamu nggak berubah. Bikin orang penasaran.”

Aku cuma ngiyem mendengarnya.

”Eh, Van, Van. Kamu liat akhwat itu nggak?” Kali ini Tommy mengalihkan pembicaraan. Matanya mengarah pada seorang akhwat yang berbaju abu-abu di seberang. ”Emangnya kenapa?” Aku terpancing ingin tahu.

”Itu tuh, bajunya kok nggak match ya. Liat tuh, bajunya abu-abu, bawahannya hijau, jilbabnya item, eh… tasnya merah. Bagusan kan kalau roknya item dan tasnya apa gitu kek, yang penting jangan merah. Trus kaos kakinya itu lho, kok kuning. Aduh…!” Tommy sok-sok memberikan penilaian bak seorang desainer sambil memukul-mukulkan telapak tangan ke jidatnya. ”Payah ah, penampilannya! Kalau kamu hari ini sudah cukup match kok, Van. Bagus, bagus!” Tommy memandangi sekilas setelan biru yang kupakai.

Aku sudah tidak tahan mendengar komentar-komentarnya tadi. Siapa yang butuh komentar darinya? Kalau saja kami masih jadi anak SD, sudah kutonjok dia dari tadi. Hiiihhh!

”Plis dong, Akh! Penting nggak sih buat kamu? Kasian lagi kalau beliaunya denger kamu ngomongin dia kaya gitu. Bisa kehilangan pede. Lagian harusnya kan antum jaga pandangan dong!” jawabku ketus disertai tampang bete. Khusus kalau sedang bicara dengan Tommy kata-kataku jadi campur aduk, tergantung mood. Kadang pakai istilah akhi, antum, afwan, atau istilah-istilah Arab lain. Tapi kadang juga keluar aku, kamu, kasian deh lu, dan bahasa-bahasa gaul lainnya yang dulu biasa kami pakai.

”Emang nggak boleh ya komentar kaya gitu? Kalau aku malah seneng kalo ada yang ngeritik. Ah, wanita memang susah dimengerti.”

Aku menahan diri untuk tidak berkomentar sambil mengepal-kepalkan telapak tanganku di samping baju. Rasanya darahku sudah mendidih sampai ke otak. Melawan kata-katanya hanya akan memicu perdebatan yang sulit diramalkan endingnya.

”Eh, udah deh, aku pergi dulu ya.”

Tiba-tiba rongga dadaku terasa lega mendengar kalimat terakhirnya itu. Lega.

”Tapi Ukh, sebelumnya tolong liatin muka saya ada tip-exnya nggak?”

Saking gembiranya, aku langsung menuruti persyaratan untuk membuatnya menghilang dari hadapanku. Aku mendongak menatap wajah yang ditumbuhi sehelai jenggot itu. ”Nggak ada, kok,” jawabku.

”Makasih ya, Ukh! Tapi bukannya kita nggak boleh memandang wajah lawan jenis? Sudah ya, wassalamu’alaikum…!”

Tinggal aku yang bengong dan gondok habis. Ugh… kena deh! Awas ya!

***

“Assalamu’alaikum…” Sosok Tommy sudah muncul di depan kostku. Aku celingukan mencari teman yang mungkin dibawanya serta. Nihil.

“Waalaikum salam warah-matullah.. sendirian aja, Tom? Nggak bawa temen?” aku jadi kikuk. Serba salah. Setahuku kalau ada dua orang laki-laki dan perempuan maka ketiganya ada setan. Hiyy. Di sini ada setan dong!

Tommy sudah empat kali berkunjung ke kostku. Aku juga sudah selalu berpesan kalau dia harus mengajak seorang teman biar kami nggak ngobrol berdua. Tapi sampai sekarang dia masih suka nekat datang sendirian. Dan aku juga belum bisa mengusirnya dengan tegas. Nggak tega.

”Afwan, tadi cuma mampir karena habis beli jus dekat sini. Udah bikin tugas analisis konflik dan perdamaian, Ukh?”

”Udah, baru aja selesai.” Aku berusaha menghemat kata-kataku.

”Aku bingung nih, masalahnya gimana sih? Bisa minta tolong dijelasin nggak?”

Pertanyaannya bikin aku garuk-garuk kepala. Memaksaku untuk menjawab panjang lebar. ”Bisa nggak kalo nanya di kampus aja?”

”Tapi aku kan mau ngerjain nanti malem. Besok kita juga nggak ketemu di kampus. Padahal lusa harus dikumpulin.” Suaranya bernada kecewa.

”Emang nggak bisa nanya ke yang lain?!”

”Eh, kok ketus banget sih, Van! Aku kan udah bilang, mampir kesini karena kebetulan habis beli jus di samping kostmu, trus inget kalau ada tugas yang aku nggak ngerti. Jadi sekalian nanya. Malu bertanya sesat di jalan. Kita kan nggak boleh menyembunyikan ilmu yang kita miliki. Ya udah kalau nggak boleh.”

Tiba-tiba hatiku meluluh. Kena jebakan kata-katanya. ”Emang mau nanya apa sih?”

Tommy nyengir. ”Nah, gitu dong!”

Akhirnya terjadilah diskusi kecil kami selama hampir setengah jam.

”Makasih banyak, Vanti! Entar namamu kucantumin di daftar pustaka deh.” Tommy berusaha melucu.

Tapi bagiku yang sudah bete banget jadi tidak lucu sama sekali. Plis dong, Akh!

”Pulang dulu ya. Sampai jumpa. Mimpi indah ya! Bu bye..”

Gleg. ”Kok sampai jumpa sih? Pake bubye pula.”

”Eh, iya, afwan. Assalamu’alaikum…”

”Alaikum salam warahmatullah.”

***

Sepertinya belakangan ini Tommy menjadi sebuah masalah bagiku. Dan entah kenapa banyak kebetulan-kebetulan yang menyebabkan aku harus bersama dengannya. Misalnya pernah waktu jalan tiba-tiba kebetulan dia juga sedang jalan kaki dan tanpa sungkan-sungkan langsung mengajak ngobrol. Waktu beli makan di kantin juga ketemu. Tiga kali ketemu di toko buku. Ke perpustakaan juga ketemu. Di luar kebetulan-kebetulan itu, Tommy juga sering sekali mengirim sms, menelepon, dan menanyakan hal-hal yang sama sekali tidak penting. Suka curi-curi pandang, suka memujiku, dan hal-hal lain yang menurutku sangat menjengkelkan. Rasanya aku ingin beberapa hari cuti jadi orang yang mengenalnya, biar kalau ketemu lagi aku tidak perlu merasa begitu bosan seperti sekarang.

”Jangan-jangan kalian jodoh” Aku hampir tersedak waktu Ika tiba-tiba mengucapkan hal itu. Memecahkan keasyikanku menikmati makan siang di kantin Yu Jum.

”Uhuk… uhuk… hari gini ngomongin jodoh?!” aku buru-buru minum karena tenggorokanku tercekat.

”Emangnya nggak boleh? Kuliah sudah semester lima, umur sudah kepala dua. Kalau memang jodoh kan bisa segera…” Ika cengar-cengir melihatku.

”Astaghfirullah, ngapain sih ngomong kaya gitu, Ka? Jodoh itu rahasia Allah, dengan siapa dan kapan itu rahasia Allah. Nggak usah dipikirin pun toh kalau sudah tiba waktunya akan datang sendiri. Nggak bisa diundur dan nggak bisa dipercepat.”

”Iya, tapi kan kalau memang sudah siap maka makruh hukumnya menunda-nunda pernikahan.” Kali ini Ika mengedip-ngedipkan matanya centil. Membuatku serasa semakin ingin menghilang.

”Yee, siapa yang bilang sudah siap nikah?”

”Lho, kamu belum tahu ya? Tommy kan mau nikah muda! Jadi… jangan-jangan dia sudah punya calon. Siapa tahu…! Inget lho, kalau sudah ketemu jodoh dan mampu, maka makruh hukumnya menunda pernikahan.” Ika kembali bersemangat sekali membuatku jengkel.

”Udah ah… kamu bikin aku kehilangan nafsu makan aja, Ka! Kalau kamu berminat, bungkus deh buat kamu!” Ika hanya terkekeh mendengarnya.

***

Entah kenapa tanpa kusadari, obrolan dengan Ika itu menghantui pikiranku. ”Iya, jangan-jangan, jangan-jangan… oh tidak! Paling hanya aku yang ke-geer-an.

New sms! Handphoneku tiba-tiba mengoceh sendiri.

Ups, dari Tommy!

Vanti yang baik, tolong ya siapin surat izin pinjam tempat buat syura besok. Plizz, you are my only hope =)

Ih, apa-apaan sih ini kok minta tolong saja merayunya sampai maut begini. Nggak menghargai banget, masa ngomong sama akhwat masih tetap gombal-gambel kaya gini sih. Tiba-tiba pikiranku kembali melayang pada perkataan Ika siang tadi. Jangan-jangan…. Kadang sikapnya memang suka aneh sih, suka ngajak ngobrol lama-lama, suka memuji, suka sok kebetulan mampir dengan alasan beli jus. Padahal di dekat kostnya pasti juga ada yang jual jus, ngapain juga jauh-jauh beli jus sampai ke sini. SMS yang model begitu juga bukan barang baru lagi. Ihh.

***

”Hati-hati lho, Van!”

”Kenapa?” alis mataku terangkat refleks.

”Hati-hati lah… sama ikhwan kaya gitu!” tukas Evi, tetangga kamarku.

”Tahu nggak, kemarin Tommy ke sini lagi lho…”

”O ya?” kini mataku yang terbelalak.

”Hati-hati sama hatimu sendiri. Kan kamu sendiri yang bilang apa tuh… witing tresna jalaran suka kulina. Nah, kalau kamu tiba-tiba jadi suka sama dia gara-gara dia sering ke sini gimana?” Evi menatapku serius.

”Apalagi kalian sudah kenal sejak kecil kan?” pertanyaannya semakin menusukku.

”So what gitu lho…”

”Ya silakan ditafsirkan sendiri… aku cuma mengingatkan, setan itu cerdik bin lihai lho…”

Aku manggut-manggut.

”Harus bisa tegas!” tambah Evi lagi.

”Tegas? Maksudnya, kalau dia dateng lagi aku harus apa? Kalau dia sms nggak usah dibales gitu?”

”Iyalah… kalau dia dateng tuh, nggak usah dibukain pintu! Kalau sms nggak usah dibales. Kalau becanda nggak usah diladeni, pokoknya bersikaplah dingin!”

”O… gitu ya?”

***

Ternyata saran Evi cukup jitu. Tommy tidak lagi menjadi masalah bagiku dalam tiga minggu terakhir. Senangnya….

”New sms!”

Kuraih handphoneku.

Tommy!

Ass. Van, tidak saya kira, anti juga bisa bersikap tegas dan cool. Cocok dengan kriteria saya. Jadi, kapan anti siap menikah?

Pliss dong, Akh!

Tiba-tiba mataku memanas. Aku tidak sanggup bernapas lagi.

mengatasi pacar yang lagi marah

ikutin tips gue ini ya..

1.coba saja loe kiss dia tiba-tiba pada saat dia sedang marah. pasti dia langsung menuru marah nya.( tapi thu tergantung pacar loe ya,senang di kiss sama loe pah gak)

2.bliin dia coklat/minuman, tow apalah, yang kira2 bisa bikin dia jadi agak tenang.

3.coba loe sedikit sindir2 dia kalo lagi marah, misal: "ih kamu cakep bgt si, kalo lagi marah, jadi pengen cubit".

4.loe jangan ikutan marah kalo dia sedang marah sama loe, yang ada loe berdua malah kaya kapal pecah.

5.kalo lagi jauh dengan dia/marah di sms/telpon lah gtu, coba loe rayu2 aja dia, baik"in dia, janjiin dia kalo ketemu nanti mau di beliin sesuatu asalkan jangan marah lagi.


gampang kan cara ngatasin pacar loe lagi marah??
yaudah, good luck yah..... semoga berhasil..